JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat vakum selama beberapa tahun, pengembang lawas, GoldLand Group, kembali turun gelanggang, meramaikan sektor properti Indonesia. Kelompok usaha yang tenar sebagai salah satu founder dan pernah menguasai 35 persen saham PT Alam Sutera Realty Tbk ini membesut kelahiran Puri 11.
Managing Director GoldLand Group, Hendry Widjaja, mengakui, pihaknya lebih konservatif dalam mengantisipasi perkembangan dan pertumbuhan bisnis properti. Itulah mengapa, mereka tidak seagresif pemain properti lainnya yang melansir proyek-proyek baru selama momentum emas tahun 2011 hingga awal 2013 lalu.
"Meski demikian, kami masih memandang tahun 2014 masih tahun terbaik untuk bisnis properti di Indonesia. Pertumbuhan tetap positif walau sedikit lesu. Justru kami lebih optimistis karena properti adalah investasi jangka panjang yang akan selalu menawarkan pertumbuhan di masa depan," papar Hendry kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2013).
Dalam memulai debutnya kembali ini, GoldLand Group melansir Puri 11 di calon kawasan bisnis terpadu Kilometer 11 ruas Tol Jakarta-Merak, Jakarta Barat. Mereka bersama beberapa perusahaan lain seperti Metropolitan Land (Metland) dan Agung Sedayu Group membangun infrastruktur akses tol menuju kawasan ini.
"Porsi kami, sesuai dengan lahan yang dimiliki seluas 30 hektar, sementara Metland punya 60 hektar dan Agung Sedayu Group merupakan terbesar dari total investasi infrastruktur senilai Rp 200 miliar," papar Hendry.
Metland sendiri menggarap Metropolitan West City, sedangkan Agung Sedayu Group mengembangkan Green Lake City.
Ada pun Puri 11 dirancang sebagai kawasan terpadu yang mengintegrasikan hunian, alfresco dining, landed penthouse, pusat gaya hidup, menara perkantoran, apartemen dan hotel bintang 4. Dari seluas 30 hektar lahan peruntukan, 12 hektar di antaranya dialokasikan sebagai kawasan komersial.
"Nantinya, kawasan komersial tersebut terbuka untuk dikerjasamakan dengan investor lainnya. Kami sadar, belum memiliki ekspertis dalam membangun properti komersial, terlebih high rise commercial. Untuk itu, opsi kerjasama akan kami tempuh," tandas Hendry.
Puri 11 dibagi dalam 8 area pengembangan. Pengembangan pertama terdiri atas 80 unit kavling siap bangun yang mulai diperkenalkan kepada publik pekan ini, dengan harga mulai dari Rp 13,5 juta hingga Rp 18 juta/m2, berukuran minimum 336 m2 dan maksimum 570 m2. Dilanjutkan dengan pengembangan klaster I Royal Residence dan alfresco dining yang rencananya beroperasi pada 2015.
Kebutuhan dana untuk membangun ketiganya sebesar Rp 600 miliar. Hendry mengklaim, pihaknya memilih tidak menggunakan dana pinjaman perbankan, melainkan mengandalkan ekuiti dari penjualan Palm Spring Village dan Puri Beta serta penjualan sebanyak 70 persen kavling siap bangun senilai Rp 400 miliar.
Secara keseluruhan, Puri 11 ditargetkan rampung pada 2020 mendatang. Ke depan, Goldland Group yang memiliki 100 hektar cadangan lahan, akan mengembangkan perumahan di Cisauk (30 hektar), dan Cengkareng (20 hektar). Sementara lahan mereka di Cilegon, seluas 50 hektar akan dimanfaatkan sebagai properti multifungsi (mixed use development).
(Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2013/11/28/1735078/NaN)